Sabtu, 18 November 2017

Sweet 20

Apabila kita berbicara tentang permasalahan pemuda pasti tidak lepas dari hal-hal yang bersifat negatif. Hemz… apa bener sich?. Masa muda adalah masa dimana kita ingin dimengerti, masa dimana kita sedang mencari identitas diri. Masa muda adalah masa transisi, dimana pada masa ini kita akan suka menunjukkan jati diri agar orang lain bersependapat dengan kita. Namun lebih dari itu masa muda adalah penentu baik atau buruknya suatu bangsa. Apabila kita sedikit memutar sejarah maka kita akan dapati sosok para pemuda yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mengharumkan nama generasinya. Sobat muda, siapa sajakah mereka dan apa-apa saja yang telah mereka torehkan. Nah, dalam pembahasan kali ini kita akan membahas kretria pemuda muslim sejati dan apa-apa saja pencapaian mereka yang telah mereka berikan untuk generasinya. Mari kita lihat…
a.      Bertauhid
Mereka adalah para pemuda ashabul kahfi yng mana kisah mereka termaktub di dalam al Qur’anul Karim. Mereka adalah para pemuda yang menjual dunia mereka demi mendapatkan keridhaan Allah . Mereka adalah panutan dan suri tauladan. Para pemuda pemberani dan beraqidah kuat yang dengannya Allah  pun melindungi mereka. Begitu pula dengan salah satu golongan diantara tujuh golongan yang mendapat naungan Allah, dimana ketika itu tidak ada naungan kecuali naunganNya. Mereka adalah para pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah .  Dan hal ini juga terdapat dalam sosok muda Nabi Yusuf as. Ketika Zulaikha istri Raja Mesir menggodanya namun Nabi Yusuf menolaknya dikarenakan rasa takutnya kepada Allah .
b.      Berilmu
Hemz… Siapa sich yang gak kenal sama al Imam as Syafi’I T !. Ulama yang satu ini hafal al Qur’an ketika masih berusia 7 tahun dan hafal kitab Muwattho’ ketika berusia 10 tahun. Seorang Ulama madzhab yang mahir linguistik Bahasa Arab dan tata bahasanya. Beliau mendapat izin untuk memberikan fatwa ketika umurnya masih 15 tahun. Ada pula seorang ulama bermadzhab hanbali bernama Ibnu Taimiyah  T . Diriwayatkan bahwa ketika umurnya belum mencapai belasan tahun ia sudah menguasai Ilmu Ushuluddin, Tafsir, Hadits dan Bahasa Arab. Mengkaji Musnad al Imam Ahmad, Khutubus Sittah dan Mu’jam Thabarani al Kabir dan ketika berusia 19 tahun sudah diizinkan memberi fatwa. Bahkan, disebutkan bahwa beliau memiliki karangan sekitar 500 judul buku.
Begitu pula dengan al Imam al Bukhari T. Sebelum al Bukhari genap berusia 16 tahun, ia sudah hafal al Qur’an dan ribuan Hadits bahkan para ulama lain menjadikannya sebagai tempat bertanya lafal Hadits. Disebutkan bahwa beliau hafal sekitar 100.000 Hadits shohih dan 200.000 Hadits dhoif.  Tidak kalah menariknya dengan sahabat Zaid bin Tsabit . Ketika dirinya tidak diizinkan untuk mengkuti perang badar karena umurnya yang begitu muda, Ia pun memutuskan untuk menjadi penerjemah Rasulullah j sedangkan ketika itu umurnya masih 13 tahun. Beliau adalah seorang penulis wahyu yang hafal al Qur’an, mampu menguasai bahasa Suryani dalam waktu 17 malam ditambah lagi Ia adalah seorang Sahabat yang memiliki andil besar dalam kodifikasi al Qur’an.
c.      Memiliki Jiwa Kepemimpinan.
Disebutkan bahwa Usamah bin Zaid  memimpin sebuah pasukan melawan Romawi ketika berusia 18 tahun sedangkan di bawah komandonya terdapat pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar . Atab bin Usaid   menjabat sebagai gubernur Makah ketika umur beliau masih 18 tahun. Muhammad al Fatih ketika berusia 21 tahun berhasil menaklukan Konstantinopel dengan pasukan yang dipimpinnya. Muhammad al Qasim menaklukkan India sedangkan usianya baru beranjak 17 tahun. Abdurrahman bin Nashir adalah seorang gubernur Andalusia, pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasan. Bahkan beliau mampu menyelesaikan berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya padahal usianya baru beranjak 21 tahun.

Nah, lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita ikut berpartisipasi dalam mengharumkan bangsa dan agama kita? Seberapa besarkah andil kita itu? Apakah keikutsertaan kita berdampak positif atau sebaliknya? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya dengan pembuktian dan pengorbanan. Sehingga hadirnya kita di dunia ini bukan sebagai penebar penyakit namun sebagai penawar, atau kalaupun kita tidak bisa bertindak secara langsung minimal kita memberikan ide atau solusi. f2d.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar